Minggu, 30 September 2012

Jika Nasi Sudah Basi

Mumpung masih di awal perjalanan kita kudu mesti mengubah kondisi buruk kita sekarang. Nie terutama terjadi bagi para pelajar atau mahasiswa baru yang masih di semester awal, belum tertular virus kebebasan dan akal budi yang belum menguasai otak.

Misalnya saja yah... awalnya kita alim, tertutup, dan malu-malu. Kemudian, kita melihat banyak teman-teman yang kelihatan senang dalam kebebasan. Kita lalu ingin mencobanya sekali; asyik juga. Coba lagi, coba lagi…. Kita lalu ketagihan dan akhirnya merubah sikap kita semula.
Yaa itulah virus kebebasan. Biasanya begitu terkena virus ini kita akan mencoba segala yang semula kita jauhi karena takut larangan orang tua. Seraya berubah menjadi urakan, semuanya dilanggar. Pokoknya merayakan kebebasan sebebas-bebasnya.

Maka hati-hatilah dengan virus model kaya gini. So.. siapkan diri! Dan anggap saja sekarang kita lagi melakukan perjalanan panjang mendaki gunung yang sangat tinggi. Di puncak sana, ada harta karun yang akan kita persembahakan buat orang tua dan saudara. Jangan kita menunda waktu lagi sob! Sebelum terlambat; kita harus mempersiapkan perjalanan, kompas, tekad dan segala keterampilan.

Peta adalah gambaran perjalanan yang akan kita lalui, dari titik berangkat menuju titik akhir. Melalui peta ini, kita akan menyusun tahapan-tahapan apa yang akan kita lalui dan apa yang harus kita dapatkan pada titik-titik tahapan itu. Peta saja belum cukup.. kita juga butuh kompas.

Kompas adalah petunjuk arah. Seperti sebuah petualangan, kita membutuhkan peta dan kompas. Kadang-kadang, kita merasa sudah berada pada jalan yang benar, sesuai dengan petunjuk peta. Namun, tanpa merujuk pada arah mata angin yang benar, bisa jadi perjalanan kita justru kembali pada titik awal.

Kompas yang dimaksudkan adalah prinsip-prinsip dasar yang menjadi pengingat bila melenceng. Prinsip itu misalnya, “Saya tak mau hanya menjadi pengekor!” melalui prinsip ini, kita selalu diingatkan ketika dalam perjalanan kita terjebak untuk menjadi peniru senior kita. Kita segera merumuskan diri, bagaimana caranya kita dapat melepaskan diri dari bayang-bayang senior.. hehehe (ingat masa lalu!!)

Tekad. Peta dan kompas teramat penting bagi perjalanan, tetapi yang lebih penting adalah tekad kita untuk melakukan perjalanan. Peta bisa saja sudah kita susun sedemikian rupa, kompas (prinsip) kita juga sudah kita tentukan dengan tepat; tapi bila kita malas-malasan, semuanya tinggal cerita. Makanya Tekad kita mesti KUATKAN.. 

Setelah peta, kompas, dan tekad; maka keterampilan mesti kita butuhkan untuk melakukan perjalanan. Keterampilan menentukan, apakah kita bisa menempuh perjalanan atau tidak. Keterampilan adalah cara kita melakukan perjalanan. Tentu tidak langsung hebat, tetapi kita bisa mengasahnya sambil jalan…. 

Maka segeralah kita membuat peta, sebelum nasi menjadi basi. Kalau sudah jadi bubur sih masih enak…. Tinggal kasih serpihan daging ayam, telur, dan bawang. Kita bisa menyantapnya menjadi bubur ayam.

Kalau nasi sudah basi, pastilah nasi itu akan dibuang, lalu menjadi sampah. Nasi sudah basi itu ketika semangatmu sudah tumpul. Kalau sudah begini, percaya deh… kamu tak bakal bisa melangkah walaupun satu senti. Kamu merasa didesak oleh banyak hal, mau ke kanan pikiran kita menyuruh ke kiri, masalah yang di belakang juga belum beres. Makanya segeralah bergerak!

SEMANGAT!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar